Cerita Pengalaman 'Berburu' Kerbau Milyaran Rupiah di Pasar Bolu, Toraja Utara

Kerbau Milyaran Rupiah di Pasar Bolu, Toraja Utara

Barisan pepohonan menjadi penyambut saat angkutan umum melintas di jalanan Rontepao-Palopo, Bolu, Toraja Utara. Semilir angin tanah Toraja menerbangkan helai-helai rambut saat jendela kaca angkutan umum dibuka. Sekumpulan lelaki paruh baya nampak menuntun kerbau-kerbaunya menuju suatu lahan yang cukup lapang. Tepat di halaman muka, berdiri sebuah papan nama bercat putih bertuliskan “Pasar Hewan Bolu, Kabupaten Toraja Utara. Dibangun Atas Kerjasama Kementrian Perdagangan Dengan Pemerintah Kabupaten Toraja”.

Lihat juga : ulasan Pengalaman paling seru mengikuti Upacara Adat Meron ! .

pasar bolu toraja utara
Hewan ternak di Pasar Bolu Toraja
Papan nama itu menjadi penjelas utama tentang aktivitas yang dilakukan para pria dewasa itu, mungkin bisa menjadi tempat wisata unik di Indonesia yang ingin anda kunjungi tahun ini. Beberapa di antara segerombolan orang-orang itu tampak berdiskusi tentang kualitas Kerbau dan harga yang akan dipatok. Beberapa di antaranya tampak mengernyitkan dahi, sambil memeras otak untuk mendapatkan harga terbaik kerbau-kerbau berkualitas tinggi itu. Ketika harga telah disepakati, pria-pria tua bersarung itu segera menuntun kerbau pilihannya menuju rumah. Raut bahagia terukir di wajah, menjadi pertanda bahwa kerbau-kerbau itu memiliki kasta yang mulia dalam adat dan budaya orang Toraja.

Ada apa di Pasar Bolu, Toraja Utara?

Kerbau yang satu ini merupakan jenis kerbau yang paling mahal dari semua jenis kerbau yang ada di Toraja, harga seekornya bisa mencapai 1 miliar rupiah, ciri khusus dari kerbau ini adalah warna kulitnya yakni perpaduan antara warna dasar putih serta belang hitam, dengan tanduk kuning gading serta bola mata berwarna putih.

kumpulan kerbau
Kumpulan Kerbau di Pasar Toraja
Tidak sulit menemukan Pasar Bolu dalam peta perekonomian masyarakat Toraja. Pasar ini berjarak dua kilometer dari kota Rontepao. Jenis barang yang diperdagangkan di pasar ini menjadi satu hal unik sekaligus membuatnya begitu tersohor se-antero Tana Toraja. Ya, pasar ini menjual ribuan ekor ternak berupa kerbau dan babi. Pasar Bolu Toraja dibuka setiap hari mulai pukul 07.00-18.00. Namun, khusus transaksi jual beli kerbau, hanya berlangsung di hari Selasa dan Sabtu. Momen berarti ini kerap dimanfaatkan oleh wisatawan untuk bertualang ke seisi pasar terbesar di Toraja Utara ini.

Beraneka macam kerbau diperdagangkan di pasar ini. Kerbau-kerbau itu adalah hasil ternak warga sekitar Toraja Utara. Perlu diketahui bahwa berbagai kegiatan adat Toraja selalu menggunakan kerbau sebagai syarat pelaksanaan ritual. Tentu, tidak sembarang kerbau bisa digunakan dalam ritual adat tersebut. Berbagai macam jenis kerbau yang diperjualbelikan di Pasar Bolu adalah Kerbau Saleko atau yang dikenal dengan kerbau bule yang harganya paling mahal, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah; Kerbau Bongaya yaitu jenis kerbau yang bagian kepalanya menyerupai Kerbau Saleko, namun badannya berwarna kelabu atau hitam; Kerbau Teken Langit yaitu jenis kerbau yang memiliki tanduk silang (satu menghadap atas dan satunya menghadap bawah); Kerbau Balian yaitu jenis kerbau yang dikebiri; dan Kerbau Kudu yaitu kerbau hitam biasa yang memiliki harga paling murah. Aneka kerbau ini juga didatangkan dari penjuru Tana Toraja, sehingga kualitasnya sangat terjaga.

Daya Tarik dan Sejarah Singkat Pasar Bolu

kerbau hitam
Kerbau Hitam
Dalam kehidupan masyarakat Toraja, kerbau atau tedong (dalam bahasa setempat) memiliki peranan penting, terutama pada bidang ekonomi dan budaya. Kerbau merupakan lambang kemakmuran bagi masyarakat Toraja. Tak heran, dalam berbagai ritual adat, seperti Rambu Solo atau upacara kematian, kerbau menjadi salah satu hal yang harus dikorbankan. Jenis kerbau yang digunakan, beserta jumlahnya juga digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran bagi warga yang menyelenggarakan upacara adat Rambu Solo. Hal lain yang turut menjelaskan tingginya posisi kerbau dalam kebudayaan Toraja adalah digunakannya kerbau sebagai mahar dalam perkawinan. Tentu, kerbau yang digunakan sebagai mahar kaum bangsawan akan berbeda dengan orang-orang biasa.

Sebelum dipindahkan ke Bolu, pasar kerbau yang semula bernama Pasar Rantepao ini dahulu sempat terbakar. Pada beberapa sejarah lisan masyarakat Toraja, pasar ini kerap disebut, mengingat pentingnya fungsi kerbau dalam kebudayaan Toraja. Pasar yang berulangkali berganti nama dan lokasi ini juga mengukir cerita tersendiri dalam geliat sejarah masyarakat Toraja. Berbagai konflik dan pertengkaran kerap dinilai sebagai pemicu pemindahan lokasi dan pergantian pengelolaan pasar ini. Bahkan, pasar ini sempat dikembangkan oleh Pemerintah Kolonial di tahun 1907 menjadi sentra kegiatan perekonomian masyarakat Rante Menduruk.

Selain memperjualbelikan kerbau hasil ternak warga sekitar Toraja Utara, pasar ini juga menjual aneka cenderamata khas Toraja, seperti gantungan kunci, parang dan ukiran-ukiran tanduk kerbau. Semua cenderamata ini merupakan hasil tangan pengrajin pasar Bolu dan masyarakat sekitar. Tentunya, bagi pengunjung yang ingin mengadopsi kebudayaan Toraja ke rumah, berkunjung dan membeli cenderamata khas Pasar Bolu ini sangat direkomendasikan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url