Ulasan Lengkap Sate Winong khas Purworejo, Informasi Lengkap dari Sejarah hingga Racikan Tangan

Lezatnya Sate Winong khas Purworejo, Disajikan dengan Kecap Racikan Sendiri!

EnaknyaKemana.com - Harum aroma pembakaran sate membubung di udara. Langit desa Winong tampak cerah siang itu. Beberapa kendaraan bermotor terparkir di halaman beberapa warung makan yang menjajakan sate kambing khas Purworejo itu. Tepat di teras warung nyala arang tampak kemerahan menghiasi anglo berusia puluhan tahun. Berulangkali tukang sate mengipaskan kipas daun pandannya ke arah anglo agar bara api tetap menyala. Potongan daging kambing yang telah dipotong, ditusuk dan dilumuri bumbu kecap itu mengeluarkan aroma yang sedap, membuat beberapa pelanggan tampak menelan ludah, tak sabar mencicipi cita rasa ternama dari kuliner khas kecamatan Kemiri, Purworejo ini.

Sekilas tak ada yang berbeda dari sepiring sate kambing yang disajikan di atas meja kayu tersebut. Namun, semua kesan itu seketika sirna tatkala syaraf-syaraf indera perasa menyentuh empuknya daging kambing muda dari tusuk demi tusuk Sate Winong itu. Bumbu sate yang disajikan pun terlihat berbeda dengan sate kambing pada umumnya. Irisan tipis daun jeruk menimbulkan aroma yang kuat pada kentalnya kecap, yang ternyata diracik dengan tangan sendiri itu. Kenikmatan tidak berhenti sampai di situ. Potongan bawang merah yang lumayan besar juga memperkuat cita rasa dari Sate Winong ini. Bagi pengunjung yang suka dengan rasa pedas, tersedia juga semangkuk sambal kecap yang dicampur dengan cabai dan potongan jeruk nipis. Rasanya? Jangan ditanya. Beberapa pelanggan pun merasa ingin kembali lagi ke desa ini untuk menikmati lezatnya Sate Winong yang legendaris ini.

Mengandung Makna Historis yang Begitu Berarti

Nama ‘Winong’ diambil dari nama desa tempat asal kuliner satu ini. Letaknya tepat di pinggir jalan alternatif Magelang-Purworejo-Kebumen, sehingga pengunjung tak akan kesusahan mencari lokasi sentra pembuatan Sate Winong ini. Desa Winong terletak di Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bagi wisatawan yang kebetulan melintasi Purworejo, tak ada salahnya singgah sebentar ke desa yang menjadi sentra pembuatan dan penjualan Sate Winong ini. Saat lebaran tiba, tak terhitung banyaknya jumlah pengunjung yang datang untuk mencicipi kuliner endemik ini.

Perbedaan Sate Winong dengan sate daerah lainnya terletak pada bahan baku utama bumbu sate ini. Apabila beberapa sate daerah lain menggunakan kecap pabrikan sebagai bumbu sate, Sate Winong menggunakan kecap racikan sendiri yang tidak menggunakan bahan pengawet. Cita rasa dan kualitasnya sangat terjamin, tentunya. Namun, tidak semua penjaja kuliner yang berada di desa Winong ini menggunakan satu resep bumbu kecap yang sama. Ada pula yang menggunakan bumbu legendaris dan sangat populer di kalangan pecinta kuliner Kabupaten Purworejo, seperti misalnya Sate Winong Pak Mustofa.

Kecap Sate Winong adalah Hasil Racikan Tangan, Bukan Produk Pabrikan

Sate Winong konon diperkenalkan kepada publik sejak tahun 1968. Adalah Pak Mustofa yang pertama kali menjual kuliner ini dengan dipikul keliling kampung. Karena permintaan pelanggan terlalu banyak, Pak Mustofa pun mendirikan warung sederhana. Cita rasa yang ditimbulkan dari legitnya kecap racikan sendiri itu lah yang membuat pelanggan merasa ketagihan dan ingin menikmati Sate Winong setiap harinya. Daging kambing yang digunakan pun adalah daging kambing muda, sehingga tidak alot dan mudah menyerap bumbu. Gerak langkah Pak Mustofa ini pun diikuti oleh berbagai elemen masyarakat desa Winong. Sehingga tak heran, bila desa ini kemudian menjadi sentra pembuatan dan penjualan Sate Winong yang melegenda.

Berbicara mengenai kecap hasil racikan tangan sendiri, kecap tersebut dibuat dari bahan baku utama berupa gula merah, bawang merah, bawang putih, jahe dan lengkuas, serta daun serai. Kecap ini dibuat setiap dua hingga tiga hari sekali. Dalam sekali pembuatannya dapat menghasilkan 10 kilogram kecap. Hal ini dimaksudkan agar cita rasa dari kecap selalu terjaga, karena apabila dibiarkan tidak terpakai selama lebih dari tiga hari, kecap tersebut akan berubah cita rasanya. Tak hanya kecap, daging kambing yang digunakan untuk bahan baku sate ini juga merupakan daging segar dan masih berupa kambing muda yang berusia sekitar empat bulan. Harga Sate Winong berkisar antara Rp.10.000,00 hingga Rp.15.000,00 untuk sepuluh tusuknya. Sangat terjangkau untuk standar cita rasa yang melegenda, tentunya.

Nah, melihat dari bahan baku pembuatan kecap yang alami dan terjaga, serta kualitas daging kambing yang tidak diragukan lagi, tentu tidak ada alasan untuk tidak mencicipi kuliner khas Purworejo ini, bukan, saat berkunjung ke Purworejo nanti?

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url